Lebar pulsa mengacu pada durasi pulsa, dan rentangnya biasanya berkisar dari nanodetik (ns, 10-9detik) ke femtodetik (fs, 10-15detik). Laser berdenyut dengan lebar pulsa berbeda cocok untuk berbagai aplikasi:
- Lebar Pulsa Pendek (Pikodetik/Femtodetik):
Ideal untuk pemesinan presisi bahan-bahan yang rapuh (misalnya, kaca, safir) untuk mengurangi retakan.
- Lebar Pulsa Panjang (Nanodetik): Cocok untuk pemotongan logam, pengelasan, dan aplikasi lain yang memerlukan efek termal.
- Laser Femtosecond: Digunakan dalam operasi mata (seperti LASIK) karena dapat membuat potongan yang presisi dengan kerusakan minimal pada jaringan di sekitarnya.
- Pulsa Ultrapendek: Digunakan untuk mempelajari proses dinamis ultracepat, seperti getaran molekuler dan reaksi kimia.
Lebar pulsa mempengaruhi kinerja laser, seperti daya puncak (Ppuncak= energi pulsa/lebar pulsa. Semakin pendek lebar pulsa, semakin tinggi daya puncak untuk energi pulsa tunggal yang sama.) Hal ini juga memengaruhi efek termal: lebar pulsa yang panjang, seperti nanodetik, dapat menyebabkan akumulasi termal pada material, yang menyebabkan pelelehan atau kerusakan termal; lebar pulsa yang pendek, seperti pikodetik atau femtodetik, memungkinkan "pemrosesan dingin" dengan zona yang terpengaruh panas yang berkurang.
Laser serat biasanya mengendalikan dan menyesuaikan lebar pulsa menggunakan teknik berikut:
1. Q-Switching: Menghasilkan pulsa nanodetik dengan mengubah kerugian resonator secara berkala untuk menghasilkan pulsa berenergi tinggi.
2. Penguncian Mode: Menghasilkan pulsa ultrapendek pikodetik atau femtodetik dengan menyinkronkan mode longitudinal di dalam resonator.
3. Modulator atau Efek Nonlinier: Misalnya, menggunakan Rotasi Polarisasi Nonlinier (NPR) dalam serat atau penyerap jenuh untuk mengompresi lebar pulsa.
Waktu posting: 08-Mei-2025
